RSS

buat para calon psikolog dan orang tua

Hari ni tadi aku kuliah deteksi dini perkembangan anak, Bu Suci, dosen kami yang penuh dengan pengalaman di unit tumbuh kembang anak, membagikan pengalamannya. hehe.. sebelumnya saya mengucapkan terima kasih pada beliau, Bu Suci, untuk kuliah yg diberikan.
Kuliah deteksi dini sangat berguna bagi kita para anak2 muda, hehe gak usah tabu kan ya pada waktunya nanti semua juga akan membina suatu keluarga *maka sangat diperlukan dalam mengetahui perkembangan anaknya suatu saat nanti*
Mempersiapkan diri bagaimana menjadi orang tua yang baik untuk mengetahui perkembangan anaknya di usia emas, yaitu 0 tahun sampai balita. Banyak orang tua tidak tahu mengenai hal ini. Jadi saran saya sebelum menikah, persiapkan potensi dan pengetahuan anda sebagai salah satu kesiapan menempuh kehidupan yang baru. Apalagi calon seorang psikolog, jika suatu hari sudah mendapat izin praktek lalu mendapat klien anak usia 2 tahun, lalu berkata “wah, anak seusia ini belum bisa dievaluasi bu, harus nunggu usia 5 tahun”. Padahal banyak hal yang bisa dilakukan dalam rentang waktu 3 tahun.
Deteksidini perkembangan anak yaitu mengetahui atau meneliti seawal mungkin perkembangan anak sejak usia dini. Jadi tidak usah menunggu usia 5 tahun dulu untuk mengetahui normal atau tidaknya perkembangan anak.
Sudah ada penelitian membuktikan bahwa anak dapat mendengar sejak dalam kandungan ibunya.
Kalau anak bisa melihat di usia 40 hari.
anak bisa jalan tu 12-16 bulan batas normal.
anak tengkurap usia 4-5 bulan.
dan masih banyak lagi perkembangan lainnya, bisa dilihat teorinya Havigurst mengenai perkembangan. Orang tua bertanggung jawab dalam perkembangan psikologis, biologis dan sosial anaknya.
Anak usia balita- 6/7 tahun memperoleh keterampilan melalui imitasi, jangan disalahkan kalau anak dalam usia tersebut suka berdandan meniru penampilan ibunya.
Dari usia bayi, sebaiknya orang tua berkomunikasi dengan baik melalui verbal maupun non verbal. Melatihnya untuk berbicara melalui nyanyian saat digendong, memberikan ekspresi yang positif seperti senyuman dan rasa kasih sayang yang memberikan rasa aman pada bayi.
Banyak sekali contoh kasus yang terjadi pada anak. Misalnya, psikosomatik. Tidak hanya orang dewasa saja yang mengalaminya, anak-anak juga bisa menderita psikosomatik. Anak menjadi enggan ke sekolah atau mengeluh sakit, padahal tidak ada penyakit fisik pada dirinya, setelah di deteksi ternyata anak takut pada gurunya lalu menyebabkan trauma. Ada juga kasus anak yang fobia sosial, pada kasus ini anak takut atau menangis jika bertemu dengan orang lain yang asing baginya. Bahkan tidak hanya merasa takut tetapi juga menangis. Perlu penanganan terapi dari psikolog, bila diperlukan juga family terapi.
Masa anak-anak adalah masa penting dalam kehidupan manusia. Hal-hal yang terjadi pada masa anak-anak bisa saja berdampak pada tahap kehidupan selanjutnya. Maka, menjadi tanggung jawab kita bersama selaku calon2 orang tua, calon psikolog profesional, dan profesi2 terkait untuk menciptakan generasi yang unggul dan berkualitas.

 
2 Komentar

Ditulis oleh pada Februari 25, 2011 inci psychology

 

Tag: , , , , , , , , ,

-Arms of an angel-

Spend all your time waiting for that second chance
For the break that will make it ok
There’s always some reason to feel not good enough
And it’s hard at the end of the day
I need some distraction, oh beautiful release
Memories seep from my veins
They may be empty and weightless, and maybe
I’ll find some peace tonight

In the arms of the Angels, fly away from here
From this dark, cold hotel room, and the endlessness that you fear
You are pulled from the wreckage of your silent reverie
You’re in the arms of an Angel; may you find some comfort here

So tired of the straight line, and everywhere you turn
There’s vultures and thieves at your back
The storm keeps on twisting, you keep on building the lies
That you make up for all that you lack
It don’t make no difference, escaping one last time
It’s easier to believe
In this sweet madness, oh this glorious sadness
That brings me to my knees

In the arms of the Angels, far away from here
From this dark, cold hotel room, and the endlessness that you fear
You are pulled from the wreckage of your silent reverie
In the arms of an Angel; may you find some comfort here

-terkadang aku merasa bodoh melepaskan kesempatan yang datang padaku di kala dirimu masih di sini, masih ada dan masih mungkin untuk berjalan bersama..dan ketika semuanya t’lah dirasa tak mungkin, hanya bisa berharap dirimu tetap menjadi yang terbaik-

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Februari 5, 2011 inci dari hari ke hari

 

Tag: ,

I’ve Got Mail… from Heaven!


Mazmur 34: 5 “Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku.”

Kepada Yth.

Tuhan Yesus

di Surga
Dengan Hormat..
Tuhan, aku ingin tahu..

Mengapa Kau ijinkan hal-hal yang tidak adil terjadi di dunia ini?

Mengapa aku harus memberikan pipi yang kanan jika ditampar pipi yang kiri?

Mengapa aku harus mengasihi musuhku?

Mengapa sepertinya aku harus selalu mengalah walau dirugikan?
Mengapa aku harus bersabar atas banyak hal yang tidak menyenangkan?

Mengapa aku harus melalui hal-hal yang sulit?

Tolong Tuhan, jawab aku biar aku mengerti, karena aku merasa sangat lelah menganggung semua ini.

Reply from Heaven:

AnakKu terkasih,

tidakkah kausadari bahwa mataKu selalu tertuju padamu?
Aku tahu saat kau diperlakukan tidak adil.

Aku melihat saat air matamu mengalir menahan perasaan jengkel yang tak terucapkan.

Aku bahkan ikut merasakan kepedihan hatimu saat kau dikecewakan.

Tapi tahukah kau bahwa Aku semakin mengasihimu saat Aku melihat kau memaafkan orang lain yang menyakitimu dan bukannya membalas keburukan mereka?

Dan melihatmu bersabar atas segala keadaan sulit yang harus kau hadapi itu membuatKu bangga akan engkau.
Aku ijinkan semua itu terjadi supaya kau terlatih makin hari makin sempurna dan menyerupai Aku.
Tapi, pada saatnya Aku akan menggantikan semuanya dan memberkatimu sesuai kemuliaan dan kekayaanKu.
Aku akan membukakan bagimu pintu-pintu berkat di mana tak ada seorangpun bisa menutupnya.

Dan Aku akan memberikan padamu kesempatan-kesempatan emas di mana tak seorang pun bisa mengambilnya.
Jadi, anakku janganlah kau berpikir bahwa Aku mengabaikanmu, karena sesungguhnya mataKu ada di segala tempat, tanganku merancang karya indah untuk hidupmu..tepat pada waktuKu.

Love,
Jesus

(terinspirasi dari http://www.renungan.com/mariaursula)

 

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Januari 31, 2011 inci dari hari ke hari

 

Tag: , , , ,

Sabun Herbal “SAHERAYU”

Cantik alami?

SIAPA TAKUT… KALO DENGAN BAHAN-BAHAN ALAMI!

sekarang hadir sabun herbal alami “SAHERAYU”

untuk kecantikan kulit yang tahan lama..

Sabun Herbal SAHERAYU

Kunyit, sereh, sirih, zaitun, madu, limau, coklat, apel,wortel, anggur, susu alami, alpukat, begagan, lengkuas, kemangi, teh hijau, strawberry, bengkoang.

Kunyit              : menghilangkan jamur, gatal, dan kutu air

Sereh                : menghilangkan capek, pegal, dan gejala rematik

Sirih                  : menyegarkan dan menghilangkan bau badan

Zaitun              : melembutkan dan melembabkan kulit

Madu                : meremajakan kulit, menghilangkan jerawat dan flek

Limau               : menghilangkan jerawat

Coklat               : mengangkat sel kulit mati

Apel                  : mencegah kerut dan komedo pada kulit

Wortel              : mencegah kanker kulit

Anggur             : melarutkan lemak dan melangsingkan tubuh

Susu alami       : memutihkan, melembabkan kulit dan mencegah flek

Alpukat             : melembabkan dan mencegah kerutan di kulit

Begagan            : menghilangkan selulit

Lengkuas          : membasmi jamur dan panu

Kemangi           : merawat dan mengharumkan organ vital

Teh Hijau         : membuat kulit bersinar

Strawberry      : mengencangkan otot dan payudara

Bengkoang       : melembutkan dan memutihkan kulit

DINKES SPP-IRT 304/33.72/2007

Murah, sehat dan alami..pesan sekarang juga dengan harga

HANYA RP 6.500,00

 
2 Komentar

Ditulis oleh pada Januari 31, 2011 inci dari hari ke hari

 

Tag: , , , , ,

TAHAPAN ANALISIS DATA PENELITIAN KUALITATIF

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Bogdan & Biklen, 1982). Analisis adalah penelaahan untuk mencari pola (paterns). Pola disini lebih mengacu pada pola budaya (cultural patterns) bukan semata-mata situasi sosial suatu domain cultural (cultural domain) adalah katagori makna cultural yang menyangkut katagori-katagori yang lebih kecil.

Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab. Melalui serangkaian aktivitas tersebut, data kualitatif yang biasanya berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa disederhanakan untuk akhirnya bisa  dipahami dengan mudah. Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa yang dilaporkan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data, dengan teknik-teknik misalnya analisis domain, analisis taksonomis, analisis komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini peneliti dapat menggunakan statistik nonparametrik, logika, etika, atau estetika. Dalam uraian tentang analisis data ini supaya diberikan contoh yang operasional, misalnya matriks dan logika.

Analisis data kualitatif sesungguhnya sudah dimulai saat peneliti mulai mengumpulkan data, dengan cara memilah mana data yang sesungguhnya penting atau tidak. Ukuran penting dan tidaknya mengacu pada kontribusi data tersebut pada upaya menjawab fokus penelitian. Di dalam penelitian lapangan (field research) bisa saja terjadi karena memperoleh data yang sangat menarik, peneliti mengubah fokus penelitian. Ini bisa dilakukan karena perjalanan penelitian kualitatif bersifat siklus, sehingga fokus yang sudah didesain sejak awal bisa berubah di tengah jalan karena peneliti menemukan data yang sangat penting, yang sebelumnya tidak terbayangkan. Lewat data itu akan diperoleh informasi yang lebih bermakna. Untuk bisa menentukan kebermaknaan data atau informasi ini diperlukan pengertian mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan konseptual, pengalaman dan expertise peneliti. Kualitas hasil analisis data kualitatif sangat tergantung pada faktor-faktor tersebut. Menurut Prof. Dr. Sugiyono, analisis data terdiri dari Analisis Data Sebelum di lapangan dan Analisis Data Selama di lapangan.

Miles dan Huberman (1984) menyebutkan bahwa analisis data selama pengumpulan data membawa peneliti mondar-mandir antara berpikir tentang data yang ada dan mengembangkan strategi untuk mengumpulkan data baru. Melakukan koreksi terhadap informasi yang kurang jelas dan mengarahkan analisis yang sedang berjalan berkaitan dengan dampak pembangkitan kerja lapangan. Langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data yaitu penyusunan lembar rangkuman kontak (contact summary sheet), pembuatan kode-kode, pengkodean pola (pattern codding) dan pemberian memo.

 

Lembar rangkuman kontak merupakan lembar yang berisi serangkaian pemfokusan atau rangkuman pertanyaan tentang kontak lapangan tertentu. Dalam hal ini, peneliti menelaah catatan-catatan lapangan, dan menjawab setiap pertanyaan secara singkat untuk mengembangkan rangkuman secara keseluruhan dari hal pokok dalam kontak. Pertanyaan itu dapat dirumuskan :

1)      Orang, peristiwa atau situasi apa yang akan diungkap?

2)      Tema dan isu apa dalam kontak?

3)      Tempat mana yang paling energi pada kontak berikutnya, dan informasi apa saja yang akan dilacak?

Lembar rangkuman kontak dapat dibuat secara lebih spesifik dan tidak begitu “open-ended”, dengan disertai kode-kode. Persoalan yang dihadapi dalam pengumpulan data adalah banyaknya catatan-catatan lapangan dan dokumen yang terkumpul, sehingga dapat menyulitkan peneliti dalam menangkap makna yang esensial dan menata kembali, serta merampingkan menjadi satuan-satuan yang siap dianalisis. Pengkodean diawali dengan penyusunan daftar kode. Dalam daftar kode yang dapat disimak dalam Miles & Huberman, 1984 :58-59;  terdapat 3 kolom, yakni kolom yang memuat label deskriptif untuk kategori umum dan kode-kode yang bersangkutan dengan kategori, berikutnya kolom yang memuat kode-kode secara rinci, sedangkan terakhir adalah kolom yang memuat kunci-kunci yang mengacu pada pertanyaan atau sub pertanyaan penelitian, dari mana kode diderivasi. Pemberian kode biasanya dilakukan pada tepi kiri dan tepi kanan pada catatan lapangan. Kode pola adalah kode eksplanatori atau inferensial yaitu kode yang mengidentifikasi suatu tema, pola atau eksplanasi yang muncul untuk kepentingan analisis selanjutnya. Pengkodean pada dasarnya menarik sejumlah besar bahan bersama menjadi lebih bermakna dan dapat teridentifikasi. Proses ini dapat dikatakan merupakan “pengkodean-meta”. Pengkodean dimaksudkan sebagai alat untuk merangkum segmen-segmen data, selain itu pengkodean pola merupakan cara untuk mengelompokkan rangkuman-rangkuman data tersebut menjadi sejumlah kecil tema atau konstruk. Pengumpulan data merupakan pekerjaan yang sangat menarik dan pengkodean biasanya memakan energi yang besar sekali, dimana peneliti dibanjiri dengan berbagai informasi. Hal ini memungkinkan peneliti untuk lupa menangkap makna atau gejala umum dari apa yang sedang terjadi. Pembuatan memo adalah salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut.

Analisa data setelah pengumpulan data, pada tahap ini peneliti banyak terlibat dalam kegiatan penyajian atau penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya Peneliti kualitatif banyak menyususn teks naratif. Display adalah format yang menyajikan informasi secara sistimatik kepada pembaca. Penelitian kualitatif memfokuskan pada kata-kata, tindakan-tindakan orang yang terjadi pada konteks tertentu, konteks mana dapat dilihat sebagai aspek relevan segera dari situasi yang bersangkutan, maupun sebagai aspek relevan dari sistem sosial di mana seseorang berfungsi seperti contohnya : ruang kelas, sekolah, departemen, perusahaan, keluarga, agen, masyarakat lokal dan sebagainya.

Dari pengalaman melakukan penelitian kualitatif beberapa kali, model analisis data yang dikenalkan oleh Spradley (1980), dan Glaser dan Strauss (1967) bisa dipakai sebagai  pedoman. Kendati tidak baku, artinya setiap peneliti kualitatif bisa mengembangkannya sendiri, secara garis besar  model analisis itu diuraikan sebagai berikut:

  1. Analisis Domain (Domain analysis).

Analisis domain pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperoleh gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian. Caranya ialah dengan membaca naskah data secara umum dan menyeluruh untuk memperoleh domain atau ranah apa saja yang ada di dalam data tersebut. Pada tahap ini peneliti belum perlu membaca dan memahami data secara rinci dan detail karena targetnya hanya untuk memperolehdomain atau ranah. Hasil analisis ini masih berupa pengetahuan tingkat “permukaan” tentang berbagai ranah konseptual. Dari hasil pembacaan itu diperoleh hal-hal penting dari kata, frase atau bahkan kalimat untuk dibuat catatan pinggir. Terdapat 3 elemen dasar domain yaitu Cover term, Included term dan Semantic relationship. Ada enam tahap yang dilakukan dalam analisis domain yaitu:
(a) Memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan hubungan semantik yang tersedia; (b) Menyiapkan lembar analisis domain; (c) Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir, untuk memulainya; (d) Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan hubungan semantik dari catatan lapangan; (e) Mengulangi usaha pencarian domain sampai semua hubungan semantik habis; (f) Membuat daftar domain yang ditemukan (teridentifikasikan).

  1. Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis).

Taksonomi adalah himpunan kategori-katagori yang di organisasi berdasarkan suatu semantic relationship.  Jadi taksonomi merupakan rincian dari domain cultural. Pada tahap analisis taksonomi, peneliti berupaya memahami domain-domain tertentu sesuai fokus masalah atau sasaran penelitian. Masing-masing domain mulai dipahami secara mendalam, dan membaginya lagi menjadi sub-domain, dan dari sub-domain itu dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih khusus lagi hingga tidak ada lagi yang tersisa, alias habis (exhausted). Pada tahap analisis ini peneliti bisa mendalami domain dan sub-domain yang penting lewat konsultasi dengan bahan-bahan pustaka untuk memperoleh pemahaman lebih dalam. Tujuh langkah yang dilakukan dalam analisis taksonomi yaitu: (a) Memilih salah satu domain untuk dianalisis;
(b) Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang digunakan untuk domain itu; (c) Mencari tambahan istilah bagian; (d) Mencari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan sebagai sub bagian dari domain yang sedang dianalisis; (e) Membentuk taksonomi sementara; (f) Mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan; (g) Membangun taksonomi secara lengkap.

3. Analisis Komponensial (Componential Analysis).

Pada tahap ini peneliti mencoba mengkontraskan antar unsur dalam ranah yang diperoleh. Unsur-unsur yang kontras dipilah-pilah dan selanjutnya dibuat kategorisasi yang relevan. Kedalaman pemahaman tercermin dalam kemampuan untuk mengelompokkan dan merinci anggota sesuatu ranah, juga memahami karakteristik tertentu yang berasosiasi. Dengan mengetahui warga suatu ranah, memahami kesamaan dan hubungan internal, dan perbedaan antar warga dari suatu ranah, dapat diperoleh pengertian menyeluruh dan mendalam serta rinci mengenai pokok permasalahan. Ada delapan langkah dalam analisi komponen ini yaitu: (a) Memilih domain yang akan dianalisis; (b) Mengidentifikasi seluruh kontral yang telah ditemukan; (c) Menyiapkan lembar paradigm; (d) Mengidentifikasi demensi kontras yang memiliki dua nilai; (e) Menggabungkan demensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu; (f) Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada; (g) Mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data; (h) Menyiapkan paradigma lengkap.

4. Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Themes).

Analisis Tema Kultural adalah analisis dengan memahami gejala-gejala yang khas dari analisis sebelumnya. Analisis ini mencoba mengumpulkan sekian banyak tema, fokus budaya, nilai, dan simbol-simbol budaya yang ada dalam setiap domain. Selain itu, analisis ini berusaha menemukan hubungan-hubungan yang terdapat pada domain yang dianalisis, sehingga akan membentuk satu kesatuan yang holistik, yang akhirnya menampakkan tema yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah: (1) membaca secara cermat keseluruhan catatan penting, (2) memberikan kode pada topik-topik penting, (3) menyusun tipologi, (4) membaca pustaka yang terkait dengan masalah dan konteks penelitian. Berdasarkan seluruh analisis, peneliti melakukan rekonstruksi dalam bentuk deskripsi, narasi dan argumentasi. Sekali lagi di sini diperlukan kepekaan, kecerdasan, kejelian, dan kepakaran peneliti untuk bisa menarik kesimpulan secara umum sesuai sasaran penelitian. Tujuh cara untuk menemukan tema yaitu: (a) Melebur diri; (b) Melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan; (c) Menemukan perspektif yang lebih luas melelui pencarian domain dalam pemandangan budaya; (d) Menguji demensi kontras seluruh domain yang telah dianalisis; (e) Mengidentifikasi domain terorganisir; (f) Membuat gambar untuk memvisualisasi hubungan antar domain; (g) Mencari tema universal, dipilih satu dari enam topik: konflik sosial, kontradiksi budaya, teknik kontrol sosial, hubungan sosial pribadi, memperoleh dan menjaga status dan memecahkan masalah. Sesuai dengan topik penelitian maka yang dipilih adalah memecahkan masalah.

5. Analisa Komparasi Konstan (Grounded Theory Research)

Dalam pendekatan teori grounded ini, peneliti mengkosentrasikan dirinya pada deskripsi yang rinci tentang sifat/ ciri dari data yang dikumpulkan, sebelum berusaha menghasilkan pernyataan-pernyataan teoritis yang lebih umum. Di saat telah memadainya rekaman cadangan deskripsi yang akurat tentang fenomena sosial yang relevan, barulah peneliti dapat mulai menghipotesiskan jalinan hubungan di antara fenomena-fenomena yang ada, dan kemudian mengujinya dengan menggunakan porsi data yang lain. Tiga aspek kegiatan yang penting untuk dilakukan, yaitu:

–          Menulis catatan atau note writing.

–          Mengidentifikasi konsep-konsep atau discovery or identification of concepts.

–          Mengembangkan batasan konsep dan teori atau development of concept definition and the elaboration of theory.

Analisis Data Kualitatif adalah suatu proses yang meliputi:

  • Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri,
  • Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya,
  • Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola,hubungan-hubungan dan temuan-temuan umum. (Seiddel, 1998).

Pada analisis data kualitatif, kata-kata dibangun dari hasil wawancara dan diskusi kelompok terfokus terhadap data yang dibutuhkan untuk dideskripsikan dan dirangkum. Tahapan-tahapan analisis data kualitatif sebagai berikut:

  1. Membiasakan diri dengan data melalui tinjauan pustaka;
  2. Membaca, mendengar, dan melihat;
  3. Transkrip wawancara dari perekam;
  4. Pengaturan dan indeks data yang telah diidentifikasi;
  5. Anonim dari data yang sensitif;
  6. Koding;
  7. Identifikasi tema;
  8. Pengkodingan ulang;
  9. Pengembangan kategori;

10.  Eksplorasi hubungan antara kategori;

11.  Pengulangan tema dan kategori;

12.  Membangun teori dan menggabungkan pengetahuan yang sebelumnya;

13.  Pengujian data dengan teori lain; dan

14.  Penulisan laporan, termasuk dari data asli jika tepat (seperti kutipan dari

wawancara).

Pelaksanaan analisis memiliki empat sifat dasar, yaitu: (1) analisis induktif, (2) dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data, (3) interaktif, (4) proses siklus. Analisis dalam penelitian kualitatif bersifat induktif. Informasi yang dikumpulkan di lapangan digunakan untuk membuat simpulan akhir, bukan untuk membuktikan hipotesis. Oleh karenanya peneliti harus menggali informasi selengkap mungkin. Proses analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Artinya, analisis harus sudah dilakukan sejak awal, tidak sama dengan dengan analisis data dalam penelitian kuantititatif yang dilakukan setelah semua data terkumpul. Proses interaktif juga dilakukan baik pada waktu pengumpulan data masih berlangsung, misalnya dalam bentuk perbandingan antar unit data, pengelompokan data, maupun pengumpulan data sudah berakhir, dalam penyusunan laporan yang melibatkan analisis tahap akhir. Proses siklus dilakukan sejak awal pengumpulan data sampai akhir sebagai kelanjutan proses refleksi (Sutopo, 2005).

Menurut Lexy J. Moleong, dalam penelitian kualitatif ada tiga model analisis data, yakni (1) metode perbandingan tetap (constant comparative method) seperti yang dikemukakan oleh Glaser & Strauss dalam buku mereka the Discovery of Grounded Research. (2) Metode analisis data menurut Miles & Huberman seperti yang mereka kemukakan dalam buku Qualitative Data Analysis). (3) metode analisis data menurut Spradley sebagai yang ditemukan dalam bukunya Participant Observation.

Dinamakan metode perbandingan tetap atau constant comparative method karena dalam analisa data, secara tetap membandingkan satu datum dengan datum yang lainnya, dan kemudian secara tetap membandingkan katagori dengan katagori lainnya. Secara umum proses analisis datanya mencakup: reduksi data, katagorisasi data, sintesisasi, dan diakhiri dengan penyusunan hipotesis kerja.

Miles and Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/ verification).

Pada analisa data, peneliti harus mengerti terlebih dahulu tentang konsep dasar analisa data. Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh data.

Analisa data dalam penelitian kualitatif sudah dapat dilakukan semenjak data diperoleh di lapangan. Usahakan jangan sampai data tersebut sudah terkena bermacam-macam pengaruh, antara lain pikiran peneliti sehingga menjadi terpolusi. Apabila terlalu lama baru dianalisa maka data menjadi kadaluwarsa.

Dari analisa data dapat diperoleh tema dan rumusan hipotesa. Untuk menuju pada tema dan mendapatkan rumusan hipotesa, tentu saja harus berpatokan pada tujuan penelitian dan rumusan masalahnya.

Analisis dan interpretasi data merupakan tahap yang harus dilewati oleh seorang penelitian. Adapun urutannya terletak pada tahap setelah tahap pengumpulan data. Dalam arti sempit, analisis data di artikan sebagai kegiatan pengolahan data, yang terdiri atas tabulasi dan rekapitulasi data.

Tabulasi data dinyatakan sebagai proses pemaduan atau penyatupaduan sejumlah data dan informasi yang diperoleh peneliti dari setiap sasaran penelitian, menjadi satu kesatuan daftar, sehingga data yang diperoleh menjadi mudah dibaca atau dianalisis. Rekapitulasi merupakan langkah penjumlahan dari setiap kelompok sasaran penelitian yang memiliki karakter yang sama, berdasar kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti.

Dalam proses pelaksanaannya, tahap pengolahan data tidak cukup hanya terdiri atas tabulasi dan rekapitulasi saja, akan tetapi mencakup banyak tahap. Di antaranya adalah tahap reduksi data, penyajian data, interpretasi data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Lebih dari sekedar itu, pengolahan data, yang tidak lain merupakan tahap analisis dan interpretasi data mencakup langkah-langkah reduksi data, penyajian data, interpretasi data dan penarikan kesimpulan /verifikasi.

Reduksi data diartikan secara sempit sebagai proses pengurangan data, namun dalam arti yang lebih luas adalah proses penyempurnaan data, baik pengurangan terhadap data yang kurang perlu dan tidak relevan, maupun penambahan terhadap data yang dirasa masih kurang.

Penyajian data merupakan proses pengumpulan informasi yang disusun berdasar kategori atau pengelompokan-pengelompokan yang diperlukan.

Interpretasi data merupakan proses pemahaman makna dari serangkaian data yang telah tersaji, dalam wujud yang tidak sekedar melihat apa yang tersurat, namun lebih pada memahami atau menafsirkan mengenai apa yang tersirat di dalam data yang telah disajikan..

Penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan proses perumusan makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang singkat-padat dan mudah difahami, serta dilakukan dengan cara berulangkali melakukan peninjauan mengenai kebenaran dari penyimpulan itu, khususnya berkaitan dengan relevansi dan konsistensinya terhadap judul, tujuan dan perumusan masalah yang ada.

Tahap analisis dan interpretasi data merupakan tahap yang pasti akan dilalui oleh para peneliti termasuk peneliti kualitatif. Dalam uraian pokok di atas telah dikemukakan bahwa tahap dan proses analisis dan interpretasi data, setidak-tidaknya terdiri atas tiga komponen penting yang meliputi (1) reduksi, (2) penyajian, dan (3) kesimpulan/ verifikasi.

Sedangkan tahap dan proses selengkapnya meliputi (1) Pengolahan data, yang terdiri dari kategorisasi dan reduksi data, (2) penyajian data, (3) interpretasi data dan (4) penarikan kesimpulan-kesimpulan/verifikasi. Tahap tahap di atas hendaknya dilakukan sedemikian rupa sehingga proses analisis dan Intepretastasi tersebut dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Reduksi data diartikan sebagi proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Tahapan-tahapan meliputi:

• Membuat ringkasan

• Mengkode

• Menelusur tema

• Membuat gugus-gugus

• Membuat partisi

• Menulis Memo

 

DAFTAR PUSTAKA

http://mudjiarahardjo.com/materi-kuliah/221-analisis-data-penelitian-kualitatif-sebuah-pengalaman-empirik.html

http://massofa.wordpress.com/2008/01/14/kupas-tuntas-metode-penelitian-kualitatif-bag-2/

http://www.infoskripsi.com/Proposal/Proposal-Penelitian-Kualitatif-Skripsi.html

http://anannur.wordpress.com/2010/07/08/analisis-data-dalam-penelitian-kualitatif-model-spradley-studi-etnografi/

http://mudjiarahardjo.com/curriculum-vitae/221.html?task=view

http://mudjiarahardjo.com/materi-kuliah/221-analisis-data-penelitian-kualitatif-sebuah-pengalaman-empirik.html diakses pada 13 Desember 2010 pukul 13.40

 

 
3 Komentar

Ditulis oleh pada Januari 20, 2011 inci psychology

 

Tag: , , , ,

Antara E-Wallet dan PIN Karmas

Hari baru..semangat baru..termasuk juga semangat menyelesaikan urusan dengan pembayaran uang kuliah.hehe. Demi terselesaikannya tanggungan, aku bangun pagi2 lalu mandi, tidak lupa gosok gigi, xixixi. Sarapan pagi di depan TV sambil liat lelucon hidup yang fiksi dan non fiksi, halah. Siap naik motor sekalian bawa amplop persembahan syukur.*auwah*

Sampai di bank gak terlalu rame, aku bisa langsung masuk, antri, trus dilayani..dapet slip trus ke kampus,,liat nilai psikiatri T-T *sedihnya minta ampun, dapet 2, shock, kaget, pengen teriak tapi aku kenyataane biasa ae*

Duduk, tarik nafas, browsing, buka slip, niatan buka siakad.uns.ac.id liat login trus ada kata PASSWORD,,^jeng.jeng^ tnyata aku td tu baru nabung di karmas belum bayar spp, ckck..*baru mudeng dan sadar*

Lanjut,,akhirnya berkeputusan nunggu temen mau ke bank (lagi). Singkatnya, sampai bank, menuju mesin ATM, temenku duluan..setelah melongok ke atas ada kata PIN *mati aku!!!!!…….LUPA* huhuhuhu.. T-T Disarankan ganti PIN dari pada pulang ke kampuang nan jauh di mato..

Ganti PIN tu caranya:

1. Antri dulu ke CS (Customer Services)

2. Setelah giliran, bawa karmasmu, sama KTP atau SIM, tandatangani karmasmu sama dengan di KTP atau SIM

3. Mengisi data diri (jangan khawatir, dipandu kok sama petugasnya)

4. Menunggu kopian

5. Petugas akan minta kamu isi PIN baru

6. Bisa langsung transaksi lagi lewat ATM

Bagi kamu yang mau bayar SPP kuliah..pastikan:

*tau berapa jumlah uang kuliah yang akan dibayar (jangan kayak aku diantrian baru sms temen buat tanya “SPP kita berapa ya?”hehe.)

*baca slip (apakah E-wallet payment atau udah bayar spp, liat udah punya password buat regristrasi belum)

*jangan lupa PIN karmasmu, xixixi.

*kalau lupa, dari pada pulang mending bikin PIN baru

*catat PINmu!!!!!!!

haha, hari ini sungguh luar biasa, meski memalukan,kacau,payah..tapi banyak belajar hal baru..

Jangan menyerah sebelum mencoba 🙂


 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Januari 19, 2011 inci dari hari ke hari

 

Tag: , , , ,

waspada perampokan hipnosis

Semakin hari, kian kemari, manusianya semakin berani, ha3. Termasuk berani untuk melakukan tindakan kriminal. Terinspirasi dari televisi pagi ini (Apa Kabar Indonesia TV One jam 07.00 WIB dengan 3 nara sumber: pengusaha apartemen, pakar alam bawah sadar, dan mantan pelaku perampokan) yang menayangkan tentang perampokan di sebuah supermarket di kota Lampung. Dengan mudahnya 4 orang menggasak uang 4jt-an rupiah dalam jangka waktu hanya 2 jam. wuihhh. Pas aku liat rekaman cctv nya, beberapa pelayan dan petugas kasir terlihat nurut tanpa perlawanan sedikitpun, malahan tampak ling lung dan bingung. Pelaku hipnotis terdiri dari 4 orang, 3 WNA asal Turki dan 1 WNI yang disinyalir sebagai perantara. Mereka sempat menyewa apartemen di Jakarta. Sehingga salah satu nara sumber mengenali orang-orang tersebut ketika cctv ditayangkan 25/8/2010 kemarin. Menurut sumber, 3 orang WNA tersebut tidak bisa berbahasa Indonesia, mereka berkomunikasi dengan bahasa Inggris dan Arab.
Sang pakar alam bawah sadar menjelaskan bahwa mereka menggunakan teknik floading dalam menjalankan aksinya. Pelayan dibuat bingung dan pikirannya terpecah karena banyaknya permintaan. Seperti yang terlihat pada penayangan cctv, dari awal mereka masuk, salah seorang langsung mengkomunikasikan permintaan, yang lain bertugas mengontrol kewaspadaan petugas lainnya. Sedangkan cctv bagian ruang brangkas menunjukkan pelaku ke-3 melakukan gertakan sehingga pelayan mudah tersugesti karena pikirannya terpecah sehingga mau2 saja membuka brankas. Terlihat ajaib bagi mereka yang tidak paham mengenai hipnotis, tetapi hal ini menjadi hal yang sepele buat orang yang belajar tentang hipnotis dan kognitif. Pikiran manusia mudah disugesti ketika fokus terhadap sesuatu. KArena ketika kita fokus, kita pasti mengabaikan hal yang lain. Lalu jika kita melihat hal yang lain tersebut, kita cenderung mengalami bingung yang hebat. Itulah yang dialami oleh beberapa pelayan di salah satu supermarket di kota Lampung. Faktanya, wanita lebih mudah terkena kejahatan karena wanita lebih lemah mentalnya jika sudah digertak atau dibentak sehingga biasanya korbannya adalah kaum wanita, meskipun tidak menutup kemungkinan juga kaum pria.
Kita perlu mewaspadai kejahatan hipnotis yang mungkin bisa dialami oleh siapa pun. Hal yang perlu diperhatikan:
1. Menggunakan perhiasan dan berpenampilan sewajar mungkin ketika berada di lingkungan sosial, jangan gunakan perhiasan yang mengundang kejahatan.
2. Bawalah uang seperlunya.
3. Jagalah kondisi tubuh untuk tetap fit.
4. Jaga pikiran anda dengan repetisi, misalnya, untuk kaum Nasrani bisa dengan hafal ayat, kaum Muslim bisa dengan berdzikir, supaya ketika ada orang yang memberi sugesti, pikiran kita tidak terfokus 1 titik padanya, sehingga kesadaran kita terjaga.
5. Jangan anggap/ berpikir orang asing lebih tinggi derajatnya dari pada kita, karena mereka sama derajadnya dengan kita, manusia biasa. Sekali saja kita berpikir seperti itu, kita mudah dibodohi.
6. Berdoalah sebelum kita bepergian, akan membuat kita damai sejahtera.
Demikian yang bisa saya bagikan, 🙂

Sumber: Apa Kabar Indonesia, TV One, 26/8/2010 jam 07.00 WIB

 
1 Komentar

Ditulis oleh pada Agustus 26, 2010 inci psychology

 

Tag: , , , ,

Motivasi Berprestasi

Apakah kamu sering berkata dalam hati:

“aku pengen dihargai, dikagumi, dan dihormati.”

“aku harus bergerak maju untuk mencapai tujuan ini.”

Untuk mencapai target, kamu harus memulai, memelihara, dan mengarahkan pemikiranmu. Hal ini akan memberimu energi internal yang akan menguatkan sikapmu. Aktivitas yang dimotivasi seperti itu akan menjadi awal penciptaan kebutuhan untuk berprestasi.

Kebutuhan untuk berprestasi adalah hasrat untuk memenuhi standar luar biasa individual seseorang. Ibu rumah tangga, tukang kayu, juru tulis, atau mahasiswa dapat hidup secara kreatif dan memanfaatkan potensi mereka sebesar-besarnya. Orang dengan kebutuhan berprestasi yang besar berjuang mati-matian dalam setiap situasi yang melibatkan evaluasi.

Menurut  Crow A. (1983) motif adalah suatu keadaan yang menyebabkan seseorang mampu melakukan dan mengarahkan sesuatu perbuatan atau aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan motivasi diartikan sebagai keadaan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau aktivitas untuk mencapai tujuan.

Menurut Gerungan (1983) menyatakan bahwa motif itu mempunyai pengertian yang mencakup semua penggerak, alas an-alasan, dorongan-dorongan dalam diri manusia untuk melakukan suatu perbuatan.

Menurut Atkinson (1982) mengungkap motif merupakan suatu disposisi laten yang berusaha dengan kuat untuk mencapai tujuan tertentu, berupa prestasi, afiliasi, atau kekuasaan. Atkinson juga berpendapat bahwa individu yang tinggi motivasi berprestasi, namun tinggi dalam kecemasannya ada kecenderungannya untuk realistis. Faktor kecemasan dalam diri individu akan mempengaruhi perilakunya dalam manifestasi motivasi berprestasi yang diaktualisasikan.

McClleland (1984) menyatakan bahwa motivasi berprestasi diberi nama virus mental yaitu n-Ach (need for achievement).

McClleland dan Heckhausen menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong individu dalam mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keberhasilan, yaitu dengan membandingkan prestasi-prestasi sendiri sebelumnya maupun dengan prestasi orang lain.

Menurut Atkinson (1959), motivasi berprestasi adalah kecenderungan seseorang untuk mengadakan reaksi untuk mencapai tujuan dalam suasana kompetisi, demi mencapai tujuan yaitu apabila prestasi yang dicapai melebihi aturan yang lebih baik dari sebelumnya.

Seseorang yang bermotivasi prestasi tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. 1. Individu yang mengejar atau mendekati kesuksesan (tendency approach success)
  2. Individu yang menghindari kegagalan (tendency to avoid failure)
  3. Menunjukkan aktivitas yang berprestasi
  4. Menunjukkan ketekunan dan tidak putus asa
  5. Memilih tugas-tugas dengan kesulitan sedang
  6. Menetapkan sendiri tujuan prestasinya
  7. Menyukai tujuan yang sesuai dengan kemampuannya
  8. Menyukai feedback yang cepat dan efisien
  9. Bertanggung jawab memecahkan masalah
  10. Percaya diri
  11. Berorientasi ke masa depan
  12. Tidak suka membuang waktu

Demikian yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat 🙂

Sumber:

Abraham, Amit. 2009. Mengupas Kepribadian Anda. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Laksmi, Asri. 2005. Dasar-dasar Kewirausahaan. Surakarta: UNS Press.

 
1 Komentar

Ditulis oleh pada Mei 4, 2010 inci psychology

 

Tag: , , ,

Gangguan Narsistik

Pernah nggak ngobrol ma temen, “ih, anak tu narsis banget!” karna kamu liat orang lewat yang banyak aksi atau bilang ke temen kamu yang bentar-bentar ngaca, “ckckck, kamu ternyata narsis juga ya.” Atau malah banyak temen kamu yang bilang ma kamu, “widih, kamu kok narsis banget yak!” karna kamu hobi banget memotret diri sendiri dengan berlebihan. Lalu apanya yang salah ya..ayo kita simak yang berikut.

Gangguan mental adalah gangguan yang menghalangi individu untuk hidup sehat seperti yang diinginkan oleh individu yang bersangkutan maupun oleh orang lain. Gangguan mental ada 2 jenis yaitu neurotic dan psikotic, sedangkan tingkatannya ada 3 yaitu gangguan ringan, sedang dan berat.

Gangguan narsistik merupakan gangguan kepribadian yang bersifat neurotic yang mungkin tidak disadari oleh penderitanya. Menurut J.P. Chaplin dalam Kamus Lengkap Psikologi (2006), menyebutkan bahwa Narcissism (narsistik) adalah cinta-diri; perhatian yang sangat berlebihan pada diri sendiri. Pada aliran Psikoanalisis, artinya satu tingkat awal dalam perkembangan manusiawi, dicirikan secara khas dengan perhatian yang sangat ekstrim kepada diri sendiri, dan kurang atau tidak adanya perhatian pada orang lain. Narsisme ini bisa terus-menerus, dan berlanjut sampai memasuki masa kedewasaan sebagai bentuk fiksasi. Masih dalam Kamus Lengkap Psikologi Chaplin (2006), neurotic narsistik dalam pandangan Psikoanalisa merupakan satu neurosa di mana libido mengalami regresi kembali pada fase yang sangat awal (pregenital) dari perkembangan. Dengan demikian individu yang bersangkutan gagal mengembangkan satu kasih sayang pada seorang pribadi lain atau pada satu objek. Fakta yang ada, di Negara-negara Barat, orang yang narsis dianggap mengalami gangguan mental. Karena orang yang menderita narsistik merasa terganggu dengan kenarsisannya tersebut. Berbeda dengan di Indonesia, gangguan ini masih dianggap wajar dan penderita gangguan narsistik tidak merasa bahwa dirinya terganggu. Perbedaan tersebut disebabkan oleh:

1. Perbedaan culture menjadi dasar perspektif yang tidak sama tersebut.

2. Di Indonesia, menggunakan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III) yang mengacu pada Diagnostic Manual of Mental Disorders III (DSM III) sedangkan di Negara-negara Barat sudah menggunakan yang terbaru yaitu DSM IV revised yang memuat tentang gangguan narsistik dan masalah penyimpangan seksual.

Menurut Diagnostic Manual of Mental Disorders IV (DSM IV), kriteria gangguan kepribadian narsistik yaitu pandangan yang dibesar-besarkan mengenai diri pentingnya diri sendiri, arogansi, terfokus pada keberhasilan, kecerdasan, kecantikan diri, kebutuhan ekstrim untuk dipuja, perasaan kuat bahwa berhak mendapatkan segala sesuatu, cenderung memanfaatkan orang lain, iri kepada orang lain. Mau narsis atau enggak, narsis atau bukan, semua kembali pada pandangan masing-masing pribadi, kita bisa belajar bahwa segala sesuatu yang berlebihan juga tidak lebih baik dari sesuatu hal yang kurang, dari semuanya itu kita dapatkan bahwa keseimbangan hidup itu penting..

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Mei 4, 2010 inci psychology

 

Tag: , , , , ,

Pubertas dan Pubertas Kedua

Pubertas Masa Remaja

Menurut (Stanley Hall, 1991) : Masa remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai dan stress (Storm and Stress).Karena mereka mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri, kalau terarah dengan baik maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggungjawab, tetapi kalau tidak terbimbing maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik.

Menurut Santrock (1998) mendefinisikan pubertas sebagai masa pertumbuhan tulang-tulang dan kematangan seksual yang terjadi pada masa awal remaja.

Menurut Erikson masa remaja adalah masa yang akan melalui krisis dimana remaja berusaha untuk mencari identitas diri (Search for self – Identity) (Dariyo, 2004)

Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan kita biasanya dimulai saat berumur delapan hingga sepuluh tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15 hingga 16 tahun. Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada cewek pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Kini, dikenal adanya pubertas dini pada remaja. Penyebab pubertas dini ialah bahwa bahan kimia DDT sendiri, DDE, mempunyai efek yang mirip dengan hormon estrogen. Hormon ini diketahui sangat berperan dalam mengatur perkembangan seks wanita.

Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi.

Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: 1) Follicle-Stimulating Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone: dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone. Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.

Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.

Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.

Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa orang lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka sendiri. Anggapan itu membuat remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang direfleksikan (self-image). Remaja cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan bahkan percaya keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan ketenaran. Remaja putri akan bersolek berjam-jam di hadapan cermin karena ia percaya orang akan melirik dan tertarik pada kecantikannya, sedang remaja putra akan membayangkan dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat unik dan “hebat”. Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan berkurang dengan sendirinya jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata. Pada saat itu, Remaja akan mulai sadar bahwa orang lain tenyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang dihadapi atau pun dipikirkannya. Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang lain kemudian menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah, remaja mulai dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan mereka dengan kenyataan.

Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangung-jawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan mampu bertanggung-jawab. Rasa percaya diri dan rasa tanggung-jawab inilah yang sangat dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jati-diri positif pada remaja. Kelak, ia akan tumbuh dengan penilaian positif pada diri sendiri dan rasa hormat pada orang lain dan lingkungan. Bimbingan orang yang lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan bagaimana menghadapi masalah itu sebagai “seseorang yang baru”; berbagai nasihat dan berbagai cara akan dicari untuk dicobanya. Remaja akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh para “idola”nya untuk menyelesaikan masalah seperti itu. Pemilihan idola ini juga akan menjadi sangat penting bagi remaja.

Pubertas Kedua

Hampir setiap orang bisa mengalami pubertas kedua. Masalah yang lebih mengarah dalam keadaan psikis seseorang tersebut kerap terjadi pada wanita berusia 35 tahun sampai 50 tahun ke atas. Terutama setelah mengalami menopause.

Ada lima fase pubertas kedua. Yaitu mulai berkurangnya percaya diri, malu, mudah marah, mulai bisa menerima keadaan, dan kembali normal. ‘Lama seseorang melalui fase itu hingga akhir bergantung kondisi psikologis masing-masing. Pengaruh dari pubertas kedua itu bergantung kondisi psikis, fisik, dan lingkungan sekitar. Selain itu kasih sayang dan komunikasi antar anggota keluarga ikut menjadi penentu. Namun tidak selamanya pubertas kedua itu berkonotasi negatif. Sisi positif juga bisa diambil dari keadaan ini. Yaitu, penderita semakin sadar akan kesehatan dan penampilan diri.

Untuk menjaga kesehatan misalnya, penderita lebih meningkatkan kegiatan olahraganya. Diet juga dilakukannya supaya lebih terlihat menarik. Sementara, bagi wanita yang mengalami pubertas kedua yang memengaruhi kondisi fisik dan hormon mulai menurun, disarankan untuk terapi hormon. Yaitu terapi fitoestrogen (phytoestrogen) yang mengandung estrogen alami. Terapi ini bisa dilakukan dengan bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang berupa sayur, biji-bijian dan kacang-kacangan.

Begitu banyak masalah pernikahan yang terjadi dalam kurun usia tertentu, tepatnya usia 40 — 60. Pada umumnya, kita mengaitkan gejala itu dengan pubertas kedua. Pertanyaannya adalah apakah ada pubertas kedua, dan jika ada, apakah yang dapat kita lakukan untuk mencegah terjadinya masalah dalam pernikahan?

Fakta Pubertas Kedua

1. Sesungguhnya, masalah yang dikaitkan dengan pubertas adalah masalah-masalah perubahan akibat perkembangan fisik. Masa remaja adalah masa pubertas yang sarat dengan perubahan fisik yang menyebabkan munculnya perubahan cara berpikir, keterampilan menjalin relasi, dan pengelolaan emosi. Dalam pengertian ini, kita dapat menyandingkan pengalaman usia paruh baya dengan usia remaja di mana pada usia paruh baya terjadi banyak perubahan fisik pula. Perbedaannya, perubahan fisik pada usia paruh baya ditandai dengan penyusutan kapasitas, sedangkan pada masa remaja, karakter utama perubahan fisik adalah penambahan kapasitas.

2. Perubahan fisik pada usia paruh baya memunculkan pembatasan aktivitas fisik. Ada yang dapat menerimanya, namun ada pula yang tidak dapat menerimanya. Perilaku kita yang tidak dapat menerimanya ditandai dengan bertambahnya upaya untuk melestarikan usia muda, misalnya meningkatkan frekuensi berolah raga, memerhatikan berat tubuh, mengurangi kerut wajah, dan sebagainya. Kerap kali perilaku inilah yang dikaitkan dengan perilaku “genit” dan pubertas kedua, padahal motif utama di sini adalah memperlambat proses penuaan.

3. Namun, apakah ada yang bertambah genit dalam artian yang sesungguhnya sebagai akibat proses penuaan ini? Jawabnya, ada. Jika kita tidak dapat menerima proses penuaan ini, mungkin saja kita lari kepada faktor daya pikat terhadap lawan jenis. Kita terperangkap ke dalam perilaku menguji “kesaktian”: apakah lawan jenis masih tertarik kepada kita? Dalam pengertian ini, memang ada kesamaan antara masa remaja dan masa paruh baya di mana pada kedua kurun ini ada kebutuhan untuk mendapatkan peneguhan identitas diri.

4. Bertambah rawannya usia paruh baya terhadap godaan selingkuh juga disebabkan oleh bertambah mapannya kita secara sosial dan ekonomi. Kemapanan ini menambah daya tarik sebab cukup banyak lawan jenis dari usia yang lebih muda yang mendambakan kemapanan sosial dan ekonomi.

5. Bertambahnya godaan selingkuh juga ditimbulkan oleh bertambah matangnya emosi dan proses berpikir kita. Pada umumnya, di usia paruh baya kita telah mencapai kematangan yang membuat kita lebih bijak dan stabil dalam menghadapi hidup. Ini adalah daya tarik bagi sebagian lawan jenis dari usia yang lebih muda. Mereka merindukan ketenteraman dan kita menawarkan hal tersebut.

6. Perubahan pada usia paruh baya dapat pula mendatangkan hal yang sebaliknya, bukan kemapanan yang kita cicipi, melainkan kejatuhan. Biasanya ini disebabkan oleh PHK atau kebangkrutan yang sudah tentu dampaknya dapat berbeda pula. Di tengah proses penuaan dan penyusutan kapasitas fisik, kejatuhan ekonomi membawa perubahan sosial yang besar. Tiba-tiba kita kehilangan lingkup pertemanan, baik karena perubahan lingkup kerja maupun karena inisiatif pribadi untuk menarik diri.

7. Selain menarik diri, ada pula orang yang melarikan diri ke hal-hal negatif. Salah satunya adalah penerimaan lawan jenis dan kepuasan seksual sesaat. Di saat krisis, kelemahan purbakala cenderung muncul kembali dan daya tahan untuk mengatasi godaan cenderung menurun.

8. Godaan untuk selingkuh bertambah besar pada usia paruh baya karena faktor kebosanan dan perbedaan biologis antara pria dan wanita. Pada usia paruh baya, aktivitas seksual mulai kehilangan kesegarannya. Tanpa kasih dan komitmen yang kuat, perubahan ini membuka peluang masuknya godaan. Juga ada masalah perubahan biologis yang dialami wanita akibat proses menopause sehingga tidak jarang gairah seksual berkurang dan kenikmatan seksual terganggu akibat rasa sakit. Tidak jarang pada masa ini pria tergoda mencari wanita lain untuk memenuhi kebutuhan seksualnya dan wanita menerima uluran tangan pria lain karena kesepian dan haus kasih sayang serta perhatian.

9. Godaan untuk selingkuh juga bertambah seiring dengan mengendurnya ikatan keluarga-anak menginjak akil balig dan ketika orang tua telah tua atau meninggal. Perubahan ini menciptakan kebebasan. Jika tidak hati-hati, rasa bertanggung jawab akan merosot pula.

Kesimpulan

1. Setiap perubahan menuntut penyesuaian, tidak terkecuali perubahan pada masa paruh baya. Penyesuaian menuntut kerendahan hati dan kesabaran. Tanpa kerendahan hati kita tidak akan bersedia menyesuaikan diri. Dan tanpa kesabaran, kita hanya menuntut orang lain untuk menyesuaikan diri dengan kita.

2. Setiap perubahan memunculkan krisis, baik dalam kadar yang kecil maupun besar. Setiap krisis harus dilalui dengan ketabahan dan kerja sama. Krisis menimbulkan rasa sakit dan tidak berdaya, namun di saat ini kita mesti tabah alias bertahan dalam suasana yang tidak nyaman. Di masa krisis, kita pun cenderung menyalahkan orang lain. Padahal yang sebenarnya diperlukan adalah kerja sama.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada April 22, 2010 inci psychology

 

Tag: , , ,